KALSEL.DISWAY.ID - Pemerintah Indonesia meluncurkan program besar pembangunan bendungan dan jaringan irigasi sebagai strategi prioritas untuk memperkuat swasembada pangan dan ketahanan pangan menuju visi Indonesia Emas 2045. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 menetapkan percepatan pembangunan, rehabilitasi, serta pengelolaan operasi irigasi yang melibatkan banyak kementerian dan lembaga pemerintahan. Anggaran mencapai sekitar Rp 20,5 triliun untuk memulai proyek yang meliputi pembangunan bendungan baru dan modernisasi irigasi.
Program ini tidak hanya fokus pada peningkatan produksi pertanian, tetapi juga multifungsi: menyediakan pasokan air baku, mengendalikan banjir, pembangkit energi terbarukan (PLTA, PLTS terapung, mini‑hidro), hingga potensi bagi pengembangan ekowisata. Targetnya menjangkau seluruh wilayah Indonesia—termasuk daerah rawan kekeringan seperti NTT/NTB, juga daerah dengan potensi pertanian besar tapi belum optimum pengairannya seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Proyek bendungan prioritas seperti Rukoh, Keureuto, Jlantah, Meninting, dan lainnya jadi contoh nyata pelaksanaan. Manfaat yang diharapkan mencakup:peningkatan intensitas tanam (lebih sering panen),
produktivitas pangan yang lebih stabil meski musim berubah,
penciptaan lapangan kerja lokal,
penyediaan energi bersih, dan
manfaat publik seperti air bersih, mitigasi banjir, dan pengembangan ekonomi daerah.