Indonesia Lumbung Pangan Dunia

Ilustrasi program swasembada pangan dan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.-disway-
KALSEL.DISWAY.ID - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kedaulatan bangsa tidak akan tercapai tanpa kemandirian pangan, serta menyatakan:
"Saya tidak pernah percaya bahwa suatu bangsa bisa merdeka kalau dia tidak bisa produksi pangannya sendiri.".
Dengan semangat tersebut, pemerintah konsisten mengejar visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia melalui beberapa strategi utama:
1. Target dan Capaian Nyata
-
Target swasembada pangan dalam 4–5 tahun, bahkan bisa tercapai dalam 1 tahun bila produksi terus meningkat pesat.
-
Rancangan APBN 2026 mengalokasikan anggaran sebesar Rp 164,4 triliun untuk ketahanan pangan, termasuk lumbung pangan dan subsidi pupuk – mencakup produksi 9,62 juta ton pupuk bersubsidi.
-
Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kini mencapai lebih dari 4 juta ton, tertinggi dalam sejarah Indonesia.
2. Modernisasi Sistem Lumbung Pangan
Program ini bukan sekadar penyimpanan, melainkan sistem terintegrasi dari hulu ke hilir:
-
Meliputi produksi petani, logistik modern, manajemen stok cerdas, dan distribusi efektif untuk menstabilkan pasokan serta harga pangan.
-
Dampaknya:
-
Konsumen: harga pangan pokok lebih stabil.
-
petani: terlindungi dari anjloknya harga panen.
-
Negara: memperkuat kedaulatan dan stabilitas nasional.
-
3. Sinergi Multilapis dari Desa hingga Nasional
-
Program mencakup Lumbung Pangan Desa dan Kawasan, agar stok tersebar dan tidak terpusat.
-
Melibatkan berbagai pihak: pemerintah pusat, daerah, BUMN (Bulog), koperasi, hingga kelompok tani.
-
Merujuk pada kearifan lokal nenek moyang yang dimodernisasi dengan teknologi, data akurat, dan logistik canggih.
4. Peran Aktif TNI dan Polri
-
TNI membentuk Gugus Tugas Kedaulatan Pangan, termasuk Batalyon dan Brigade Teritorial Pembangunan di 514 kabupaten/kota, guna mendukung pembangunan di sektor pertanian — khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
-
Kemhan mendukung Bulog dan Kementan dengan fasilitas gudang dan alat pengering jagung.
-
Polri membentuk Satgas Pangan untuk memastikan distribusi komoditas vital, serta mencegah penimbunan dan kecurangan harga.
5. Food Estate dan Digitalisasi Pupuk
-
Food Estate menjadi pondasi jangka panjang melalui diversifikasi produksi pangan dari Jawa ke luar wilayah — seperti Pulang Pisau, Kapuas, Humbang Hasundutan, dan Sumba Tengah.
-
Digitalisasi penyaluran pupuk, melibatkan aplikasi i‑Pubers, yang mencatat penebusan pupuk real time dari 27.000 kios resmi, memastikan subsidi tepat sasaran.
6. Fokus pada Jagung dan Beras sebagai Pilar
-
Komoditas utama program ini adalah jagung dan beras untuk swasembada dan ekspor.
-
Hingga Juli 2025, produksi jagung pipilan kering surplus 9,45 juta ton (naik 11,08% dibanding tahun lalu).
-
Cadangan beras 4 juta ton memberi keyakinan bahwa Indonesia konsisten menuju lumbung pangan dunia.
7. Pendorong Kolaborasi dan Teknologi
-
Para pakar menyebut Food Estate sebagai keniscayaan untuk mengatasi konversi lahan di Jawa dan membangun pusat produksi di luar Jawa.
-
Guru Besar IPB menggarisbawahi pentingnya kelayakan tanah, teknologi, infrastruktur, dan sosial-ekonomi dalam mendukung program ini.
-
Program mendorong pertanian modern berkelanjutan melalui kelembagaan korporasi petani, bukan pertanian skala kecil tradisional.
Baca versi lengkapnya di Liputan Khusus Bisik Disway edisi: https://disway.id/read/893199/indonesia-lumbung-pangan-dunia
Sumber: