Lion Air Pastikan Penerbangan Haji 2025 Tidak Melintasi Wilayah Konflik India-Pakistan

Lion Air Pastikan Penerbangan Haji 2025 Tidak Melintasi Wilayah Konflik India-Pakistan

Kepulangan jemaah haji Indonesia dari Arab Saudi kemudian ditampung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis 27 Juni 2024-Sabrina Hutajulu-

DISWAYKALSEL.ID - Maskapai penerbangan Lion Air pastikan seluruh penerbangan haji 2025 tida melintasi wilayah Pakistan dan India bagian utara yang tengah terlibat konflik.

Hal itu disampaikan langsung pihak maskapai dengan menegaskan komitmen tinggi terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan.

Corporate Comunication of Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menjelaskan sebagai maskapai yang memprioritaskan kesalamatan penumpang, pihaknya akan mengikuti pedoman penerbangan internasional termasuk memperhatikan kondisi geopolitik dan wilayah udara terbatas atau beresiko tinggi.

BACA JUGA:Pemprov Kalsel Gelar Rapat Persiapan Sambut Harjad ke-75 Provinsi Kalsel, Ini Tema yang Diusung

BACA JUGA:Gelar Rapat Strategis, Kanwil Kemenkum Kalimantan Selatan Berupaya Gencarkan Layanan Kekayaan Intelektual

"Penerbangan haji dari Indonesia, yang melibatkan rute dari Banjarmasin (Syamsudin Noor Airport) dan Padang (Minangkabau Airport), menggunakan jalur udara yang aman, tanpa melewati wilayah udara yang berisiko tinggi," ujar Danang dalam keterangan resminya pada Kamis, 8 Mei 2025.

Selain itu, dijelaskan bahwa rute penerbangan haji Lion Air dirancang dengan skema agar pesawat tidak melewati wilayah udara Pakistan dan India bagian utara.

Seperti penerbangan jemaah haji dan Banjarmasin atau Padang menuju Madinah dan Jeddah akan melewati rute Samudera Hindia.

BACA JUGA:Daftar 26 Vihara di Kalimantan Selatan untuk Rayakan Waisak 2025 Bagi Umat Buddha

BACA JUGA:Anindya Bakrie Promosikan Danantara di Forum Global Bergengsi Milken Institute 2025

Lion Air juga mendukung penerbangan haji dari 23 embaraksi internasional di Asia, Timur Tengah, dan Afrika dengan rute yang telah ditentukan berdasarkan pertimbangan keamanan regional dan keandalan teknis.

"Semua jalur ini telah disetujui secara internasional dan dipastikan aman dari potensi risiko geopolitik," tambahnya.

Seluruh jalur udara yang digunakan telah dirancang untuk menghindari wilayah konflik serta mempertimbangkan efisiensi waktu terbang serta zona aman.

Sumber: