Tradisi Baayun Anak di Kalimantan Selatan: Warisan Banjar Penuh Makna Religi dan Budaya

Tradisi Baayun Anak -MC Kota Banjarbaru-
KALSEL.DISWAY.ID - Kalimantan Selatan dikenal dengan kekayaan budaya dan tradisi yang melekat erat dengan kehidupan masyarakat Banjar. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini adalah Baayun Anak, sebuah ritual khas yang sarat makna religius, sosial, dan budaya.
Apa Itu Tradisi Baayun Anak?
Dalam bahasa Banjar, “baayun” berarti mengayun. Tradisi Baayun Anak dilakukan dengan mengayun bayi atau anak kecil di atas ayunan yang dihias indah. Biasanya, ritual ini diselenggarakan dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, terutama di bulan Rabiul Awal.
Tradisi ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud rasa syukur orang tua atas kelahiran dan kesehatan anak. Melalui prosesi ini, mereka memanjatkan doa agar sang buah hati tumbuh sehat, panjang umur, berbakti, serta mendapat keberkahan hidup.
Prosesi Baayun Anak
Acara Baayun Anak biasanya digelar di masjid atau balai adat. Salah satu pusat pelaksanaan terbesar berada di Masjid Banua Halat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yang setiap tahun menggelar Baayun Anak secara massal dan selalu dipadati ribuan peserta maupun pengunjung.
Prosesi dimulai dengan mempersiapkan ayunan. Ayunan dihias menggunakan kain warna-warni, janur, bunga, dan ornamen khas Banjar. Anak kemudian dipakaikan pakaian terbaik—baik baju modern maupun busana tradisional Banjar. Setelah itu, anak diletakkan di dalam ayunan, lalu diayun perlahan sambil dibacakan doa, selawat, dan syair Maulid.
Tradisi ini juga diiringi lantunan Maulid Habsyi, menjadikan suasana semakin khidmat sekaligus meriah. Tak hanya anak-anak, orang tua dan keluarga pun ikut larut dalam doa bersama.
Nilai Religi dan Sosial
Baayun Anak bukan sekadar budaya, melainkan juga memiliki nilai religius yang tinggi. Prosesi ini menegaskan kecintaan masyarakat Banjar terhadap Nabi Muhammad SAW serta kebiasaan untuk selalu berdoa demi keselamatan anak-anak mereka.
Selain itu, tradisi ini juga mengandung nilai sosial. Pasalnya, acara biasanya digelar secara massal sehingga menjadi ajang silaturahmi, mempererat kebersamaan, sekaligus memperkokoh identitas budaya Banjar di tengah modernisasi.
Warisan Budaya yang Tetap Hidup
Di tengah arus zaman yang semakin modern, tradisi Baayun Anak tetap bertahan karena dianggap sebagai Warisan Budaya yang penuh makna. Pemerintah daerah bersama tokoh agama dan masyarakat terus mendorong pelestarian tradisi ini, sekaligus memperkenalkannya ke generasi muda dan wisatawan.
Tidak sedikit pula wisatawan dari luar daerah maupun mancanegara yang tertarik menyaksikan kemeriahan Baayun Anak. Hal ini menjadikan tradisi ini bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga potensi wisata budaya yang patut dibanggakan.
Tradisi Baayun Anak adalah cerminan kekayaan budaya Banjar di Kalimantan Selatan. Melalui prosesi sederhana namun penuh makna ini, masyarakat Banjar menjaga ikatan dengan nilai-nilai agama, budaya, dan sosial.
Baayun Anak bukan hanya tentang mengayunkan seorang anak, melainkan juga tentang mengayunkan doa, harapan, dan cinta kasih agar mereka tumbuh menjadi generasi penerus yang sehat, berbakti, dan membawa berkah bagi keluarga maupun masyarakat.
Sumber: