Bukan Hanya Ziarah, Ini Makna Mendalam di Balik Tradisi Baayun Maulid

Bukan Hanya Ziarah, Ini Makna Mendalam di Balik Tradisi Baayun Maulid

--antarafoto.com

KALSEL.DISWAY.ID - Di tengah derasnya arus modernisasi, masyarakat Kalimantan Selatan ternyata masih setia melestarikan tradisi unik yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Salah satunya adalah tradisi Baayun Maulid, sebuah ritual budaya yang dilaksanakan setiap bulan Maulid (Rabiul Awal) dalam penanggalan Hijriyah, terutama di Kabupaten Banjar.

Berbeda dengan sekadar perayaan, Baayun Maulid merupakan sebuah ekspresi budaya yang penuh makna. Tradisi ini melibatkan anak-anak hingga dewasa yang diayun dalam sebuah ayunan yang dihiasi indah dengan daun kelapa, janur, dan aneka bunga-bungaan, sementara di sekelilingnya, lantunan sholawat dan puji-pujian berkumandang.

Menurut seorang budayawan dan tokoh masyarakat setempat, M. Fadliansyah, tradisi ini bukanlah sekadar permainan. "Baayun Maulid ini memiliki filosofi yang dalam. Ayunan melambangkan buaian kasih sayang orang tua dan perlindungan masyarakat terhadap generasi muda. Ritual ini adalah bentuk doa dan harapan agar anak-anak tumbuh dalam lindungan dan kasih sayang, sebagaimana Nabi Muhammad SAW dibesarkan," ujarnya saat diwawancarai.

Prosesi yang Sarat Simbol

Sebelum prosesi baayun dimulai, para peserta biasanya akan mengenakan pakaian adat Banjar. Ayunan, atau yang disebut "ayunan baayun", dihias sedemikian rupa dengan "janur kuning", daun kelapa muda, dan rangkaian bunga seperti mawar, melati, dan kenanga yang menyebar aroma khas. Hiasan ini bukan tanpa makna; setiap helai dan kelopak melambangkan keindahan, kesucian, dan harapan.

Ibu Siti Aminah, seorang peserta yang turut serta dalam tradisi ini, membagikan pengalamannya. "Saya sudah ikut baayun sejak kecil, sekarang membawa cucu. Rasanya tenang dan bahagia. Selain untuk melestarikan adat, ini juga menjadi momen silaturahmi keluarga besar kami. Kami percaya ini adalah bentuk syukur dan doa untuk kebaikan anak-cucu," katanya dengan penuh semangat.

Lebih dari Sekadar Ritual, Ini adalah Perekat Sosial

Keunikan Baayun Maulid tidak hanya terletak pada prosesinya, tetapi juga pada kemampuannya menjadi perekat sosial. Acara ini biasanya diadakan di masjid-masjid tua atau lapangan desa, mengundang seluruh warga untuk berkumpul. Semua lapisan masyarakat, dari anak-anak, remaja, hingga orang tua, turut berpartisipasi baik sebagai peserta, panitia, atau penonton yang ikut memadati lokasi.

Seorang sesepuh desa, K.H. Abdul Gani, menekankan pentingnya menjaga warisan leluhur ini. "Dalam era globalisasi, tradisi seperti Baayun Maulid adalah benteng kita. Ia mengajarkan nilai-nilai spiritual, menghormati orang tua, dan menjaga persaudaraan. Ini adalah edukasi budaya yang tak ternilai harganya bagi generasi muda," tegasnya.

Terus Dilestarikan untuk Generasi Mendatang

Kini, tradisi Baayun Maulid tidak hanya menjadi daya tarik budaya bagi masyarakat lokal, tetapi juga mulai menarik minat wisatawan domestik. Pemerintah daerah setempat pun mulai mempromosikan acara ini sebagai bagian dari kalender wisata budaya Kalimantan Selatan.

Dengan tetap mempertahankan nilai-nilai inti dan esensi spiritualnya, Baayun Maulid diharapkan dapat terus berayun seiring zaman, mewariskan kearifan lokal dan keindahan tradisi Banjar kepada generasi-generasi selanjutnya.



Sumber: