Rp 200 Triliun Mengubah Ekonomi

Rp 200 Triliun Mengubah Ekonomi

Dengan ketersediaan dana melimpah, Himbara memiliki kapasitas ekstra menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif-disway-

KALSEL.DISWAY.ID - Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, mengambil langkah besar dengan memindahkan Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke beberapa bank milik negara (Himbara). Tujuannya: menyuntikkan likuiditas agar sektor riil terutama UMKM kembali bergerak dan pertumbuhan ekonomi dapat terdorong ke arah yang lebih positif. 

Penempatan Dana & Bank yang Terlibat

Dana ini ditempatkan di lima bank pelat merah: BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI. Dengan dana segar, bank-bank ini diharapkan mampu memperluas penyaluran kredit ke sektor produktif, bukan sekadar menyimpan dana di instrumen investasi atau surat berharga negara.

Sasaran Utama Penyaluran

  • UMKM: Agar usaha kecil dan menengah mendapatkan akses pembiayaan yang lebih mudah dan biaya lebih ringan.

  • Sektor produktif lain: seperti pertanian, pangan, pariwisata, serta sektor infrastruktur yang mampu memperkuat ketahanan ekonomi dan membuka lapangan kerja.

  • Peningkatan daya beli masyarakat: Kredit yang murah dan merata bisa membantu konsumen dan usaha lokal lebih aktif dalam produksi dan konsumsi.

Potensi Manfaat

  • Penurunan suku bunga kredit: Karena bank mendapat tambahan dana pemerintah murah, mereka bisa menawarkan bunga kredit yang lebih bersahabat.

  • Likuiditas meningkat: Perbankan yang secara tradisional menahan dana di BI akan terdorong untuk menyalurkannya ke ekonomi riil.

  • Efek multiplier: Setiap rupiah yang disalurkan sebagai kredit produktif akan menciptakan efek berganda—termasuk lapangan kerja, produksi lebih tinggi, dan konsumsi dalam masyarakat.

Tantangan & Catatan Penting

  • Permintaan kredit yang masih lemah: Meski likuiditas tersedia, tidak selalu ada peminjam yang siap—baik karena prospek usaha yang tidak pasti atau daya beli masyarakat yang belum kuat.

  • Pengawasan & transparansi: Agar dana tidak disalahgunakan atau mengendap tanpa manfaat nyata, pemerintah perlu memastikan alur penyaluran dana jelas dan evaluasi real-time dijalankan.

  • Risiko kredit macet: Dengan volume kredit yang besar dan sasaran yang luas, ada potensi risiko macet jika pengelolaan tidak hati-hati.

Kesimpulan

Langkah pemerintah memindahkan Rp200 triliun ke perbankan melalui bank Himbara adalah sinyal kuat bahwa ada upaya nyata untuk menghidupkan ekonomi dari sisi fiskal dan moneter. Jika kebijakan ini dijalankan dengan efektif—dengan pengawasan kuat, target yang jelas, dan dukungan terhadap UMKM—potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sangat besar.

 

Tantangannya bukan hanya soal banyaknya dana, tapi bagaimana memastikan dana itu mengalir ke sektor produktif dan memberi manfaat bagi masyarakat luas.

Baca versi lengkapnya di Liputan Khusus Bisik Disway edisi: https://disway.id/read/900531/rp-200-triliun-mengubah-ekonomi

Sumber: