Soto Banjar: Menelusuri Jejak Rasa Royal dan Rempah Nusantara yang Mendunia
--pinterest.com
KALSEL.DISWAY.ID - Soto Banjar bukan sekadar hidangan, melainkan warisan kuliner Kalsel yang kaya rempah. Simak sejarah, keunikan bumbu, dan filosofi di balik kuah santannya yang gurih.
Di balik kuah santannya yang hangat dan gurih, tersimpan narasi panjang tentang perjalanan budaya dan cita rasa. Soto Banjar, hidangan ikonik Kalimantan Selatan, telah lama menjadi kebanggaan yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menjadi simbol keramahan dan akulturasi budaya.
Bagi masyarakat Banjar, soto ini lebih dari sekadar santapan; ia adalah sebuah cerita yang disajikan dalam mangkuk.
Jejak Historis dan Cita Rasa Royal
Sejarawan kuliner Banjar, Ahmad Fauzi, menjelaskan bahwa keunikan Soto Banjar terletak pada perpaduan influensi yang membentuknya. "Jika kita telusuri, Soto Banjar merupakan hasil akulturasi. Ada pengaruh dari kuliner Tionghoa dalam penggunaan kuah bening dan daging ayam, yang kemudian diadaptasi dengan bumbu rempah Nusantara yang kuat, serta pengaruh Timur Tengah," ujar Fauzi, mengutip hasil penelitiannya. Dia menambahkan, "Konon, hidangan ini dulunya disajikan di lingkungan kerajaan Banjar, sehingga penggunaan rempah-rempah pilihan seperti pala, kapulaga, dan kayu manis menjadi ciri khas yang membedakannya dengan soto dari daerah lain."
Dekonstruksi Rasa dalam Semangkuk Soto
Apa yang membedakan Soto Banjar?
-
Kuah Santan yang Gurih Lembut: Berbeda dengan soto lain yang bening atau kuning pekat, kuah Soto Banjar berwarna krem dengan dasar santan dan kaldu ayam. Rasanya gurih, tidak terlalu berminyak, dengan rempah yang terasa harmonis, bukan dominan.
-
Bumbu Dasar "Four Spices": Ciri paling khas adalah penggunaan pala, kapulaga, kayu manis, dan cengkeh. Keempat rempah inilah yang menghasilkan aroma dan "jiwa" dari soto ini.
-
Isian yang Khas: Selain suwiran ayam, soto ini dilengkapi dengan perkedel kentang, telur bebek asin, dan intip goreng (kerupuk nasi). Kombinasi tekstur ini memberikan pengalaman makan yang kompleks.
-
Lontong Ketupat Khas Banjar: Biasanya disajikan dengan lontong yang dipotong persegi, bukan dibelah.
Kata Para Pelaku Kuliner
Ibu Siti, pemilik legendaris "Soto Banjar Pak Rizal" yang telah berjualan selama puluhan tahun, membagikan kunci kelezatannya. "Kunci utamanya ada di perebusan kaldu ayam dan pemilihan rempah. Santan tidak boleh pecah, sehingga kuah tetap lembut di lidah. Kami juga tidak menggunakan bumbu instan, semuanya diracik sendiri setiap hari," tuturnya sambil menyajikan pesanan pelanggan.
Soto Banjar adalah bukti nyata bahwa kuliner Indonesia adalah mozaik yang kaya. Setiap suapannya bukan hanya menawarkan kehangatan dan kelezatan, tetapi juga sebuah perjalanan sejarah yang telah melewati zaman. Hidangan ini telah siap memikat hati setiap penikmatnya, dari lokal hingga mancanegara.
Sumber: