Dinkes Kalsel Gelar Workshop Skrining BBL untuk Dukung Strategis Turunkan Angka Kematian Bayi

Dinkes Kalsel gelar workshop skrining bayi baru lahir (BBL)--Freepik
DISWAYKALSEL.ID - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Dinkes Kalsel) menyelenggarakan workshop Skrining Bayi Baru Lahir (BBL) Tingkat Provinsi Tahun 2025.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk upaya strategis dalam menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kualitas hidup anak sejak dini.
Workshop skrining BBL berlangsung secara virtual olet Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhamad Muslim dan diikuti tenaga kesehatan dari rumah sakit dan puskesmas se-Kalsel.
BACA JUGA:Rosan Roeslani: Seluruh 844 BUMN Resmi Beralih ke Danantara, Hadir di Waktu yang Sangat Tepat
Dalam kegiatan tersebut, Muslim menyampaikan pentingnya skrining bayi baru lahir untuk mendeteksi dini potensi gangguan kesehatan pada bayi.
Selain itu, langkah ini juga dilakukan untuk melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas.
"Skrining bayi baru lahir adalah investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang sehat dan berkualitas. Kami berharap, melalui workshop ini, tenaga kesehatan di Kalsel semakin siap dan terlatih dalam pelaksanaan skrining yang menyeluruh sebelum bayi berusia dua bulan,” ujar Muslim dikutip Diskominfo Kalsel Selasa, 29 April 2025.
BACA JUGA:DWP Kota Banjarbaru Gelar Peragaan Busana Kebaya dalam Peringati Hari Kartini 2025
Program skrining ini juga dapat mendeteksi sejumlah penyakit seperti Hipotiroid Kongenital (HK), Penyakit Jantung Bawaan (PJB), Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK), dan defisiensi enzim G6PD.
Dari catatan sepanjang tahun 2024, Provinsi Kalsel tercatat memiliki kemajuan signifikan dalam proses skrining.
Workshop skrining BBL ini menjadi wadah koordinasi lintas sektor, termasuk dengan rumah sakit rujukan seperti RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah menjadi mitra pengolahan sampel skrining sejak 2023.
BACA JUGA:Upaya Gubernur Hadirkan Bhayangkara FC Tanpa APBD Diapresiasi
“Kunci sukses dari program ini bukan hanya pada alat dan teknologi, tetapi juga pada komitmen, kompetensi, dan sinergi antara tenaga kesehatan, pemerintah, serta masyarakat,” tambah Muslim.
Sumber: